Minggu

Egomu & Tuhan-mu

. Minggu

Ego kita selalu minta untuk ada, terlihat. Dan tarekat (jalan sufi) meminta untuk membuang ego kita, membuatnya menjadi nol, menjadi tidak berharga. Ego kita berpikir bahwa, "Saya mungkin, harga saya mungkin sebesar satu trilyun."

Nabi Yusuf (as) melihat dirinya di kaca dan berpikir, "Bila aku seorang budak, berapa harga yang akan mereka bayar kepadaku?" Dia begitu tampan! Dia pikir mereka akan memberikan bayaran yang tinggi untuknya, namun saat dia mengucapkan hal tersebut, sudah menjadi takdir Allah agar dia dibawa ke Mesir sebagai seorang budak. Saudara-saudaranya menjualnya dengan harga 20 pence saja.

Sangat murah! Ego kita selalu berkata, "Akulah satu-satunya." Kita perlu membawa ego kita kembali ke titik nol. Setan memberikan dirinya dengan satu harga dan dia menjadi yang terkutuk. Jadi bagaimana dengan mereka yang menghargai dirinya milyaran atau trilyunan?



Bila kamu merasa mendapatkan sesuatu dari pengetahuan, kepandaian, kecantikan, kebijakan, uang, kekuasaan, kesehatan, anak-anak, harta benda - kamu harus tahu bahwa semua itu diberikan kepadamu. Setiap hal yang mungkin kamu banggakan, diberikan untukmu. Apa yang diberikan, bisa diambil. Dia yang memberikan. Dia bisa mengambilnya kembali. Jadi, janganlah menilai dirimu dengan apapun dari apa yang telah diberikan kepadamu, yang merupakan milikNya, bukan milikmu. Dan Dia bisa mengambil semuanya dari kamu dan kamu menjadi nol. Jadi sebelum diambil, jadikan dirimu nol. Saat maut datang, semua yang diberikan kepadamu akan diambil. Sebelum hari itu tiba, jadikan dirimu nol. Jadi, saya tidak senang bertengkar dengan orang, "Sayalah satu-satunya."
"Saya harus melakukan ini."
"Tidak, kamu tidak bisa melakukan ini."
Di manapun berada cobalah membuat diri kamu nol.
Egomu akan menolak sambil berkata, "Tidak bisa nol." Tendang dan tendanglah dia! Ucapkanlah, "Kamu tidak punya adab berkata begitu. Semua diberikan kepadamu, dianugerahkan kepadamu, bagaimana bisa kamu berkata, 'Ini untukku.'"
Jadilah orang yang rendah hati dan cobalah untuk bersyukur pada anugerah Allah yang Maha Kuasa dan cobalah untuk mengetahui bahwa semua adalah rahmatNya yang Maha Kuasa kepada diri kita. Dan tetaplah menjadi hamba untuk Tuhanmu. Ini penting. Kita melakukan ini, kita melakukan itu, tidak untuk melayani ego kita. Tidak, kita harus menjadi hamba untuk Tuhan kita.
Semua masalah berasal dari sini. Banyak orang mengira mereka adalah hamba Tuhan, mereka berpikir, "Oh kita melakukan ini untuk Allah." Tidak! Kamu melakukannya untuk egomu. Kamu melakukannya untuk meminta kepada Allah dan meraih surga. Kamu bagaikan perusahaan dagang. Bekerja untuk meraih sesuatu, untuk kekuatan gaib yang bisa sampai dari sini ke sana, bekerja untuk ego dengan menyenangkan diri sendiri di surga. Semua itu untuk melayani ego.

Bi hurmatil habib, wa bihurmati suratil Fatihah.

0 komentar:

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Posting Komentar

 

Page Rank

Namablogkamu is proudly powered by Blogger.com | Template by o-om.com