Senin

Bayi

. Senin

"...Kemudian kami keluarkan kamu sebagai bayi,kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan..."(QS.Al-Hajj:5)


Pernahkah anda melihat seorang bayi?Saya rasa setiap orang pernah melihat bayi,entah itu bayinya sendiri,adiknya yang baru lahir,atau bayi tetangga yang baru saja kita tengok sehabis ibunya melahirkan.


Bagaimana perasaan Anda ketika melihat bayi mungil itu tesenyum,kedua bola matanya yang hitam menatap Anda dengan riang,kedua tangan dan kakinya bergerak-gerak lincah,seolah menerima kehadiran Anda dengan gembira.Anda tentu merasa gemas dan ingin mencubit pipinya yang masih merah itu.


Bayangkan pula jika bayi itu tiba-tiba menangis,karena ibunya pergi ke belakang untuk waktu yang cukup lama,padahal bayi itu butuh setuguk susu karena kehausan.Anda yang sadar tidak memiliki ASI,pasti hanya bisa merasa kasihan,sambil berusaha menghiburnya,agar ia tidak terus menerus bersedih.


Kehidupan seorang bayi sesungguhnya refleksi dari sifat rahman dan rahim Allah swt,kepada manusia.Betapa tidak,seorang bayi pada dasarnya adalah seorang yang lemah.Hanya karena Allah swt,meniupkan rasa sayang dan belas kasih kepada orang-orang dewasa (terutama ayah dan ibunya) yang membuat bayi menjadi aman dan bahagia di sisi kedua orang tuanya.Jika tidak,tentu tidak akan ada bayi yang bertahan hidup sampai dewasa,apalagi sampai sempat memiliki bayi lagi.


Setiap bayi pasti lahir dengan wajahnya yang polos "innocent"(tak berdosa) dan menggemaskan,terlepas ia termasuk dalam kategori tampan/cantik atau tidak.Wajah polosnya yang menggemaskan inilah yang membuat setiap orang yang melihatnya merasa sayang dan kasihan,sehingga tidak ada seorang pun (kecuali orang gila),yang tega berbuat keji terhadap seorang bayi.Kalau pun ada seorang ibu yang tega membunuh bayinya,hal itu lebih disebabkan karena adanya faktor psikis atau tekanan dari luar dirinya yang membuatnya tega melakukan itu.


Rasa sayang dan kasihan terhadap bayi,sesungguhnya bukan hanya dirasakan oleh ayah atau ibu kandungnya.Orang lain pun bisa merasakan hal yang sama kepada bayi yang lahir dari rahim orang lain.Seseorang yang mengadopsi bayi orang lain,entah bayi saudaranya,atau bayi orang lain yang dititip di panti-panti sosial-mampu memberikan kasih sayangnya kepada si bayi,bukan semata-mata karena ia kelak akan mendapat status sebagai orang tua dari bayi itu secara hukum negara,tetapi juga karena adanya 'pesona' (atau entah apa namanya) yang di berikan Allah kepada bayi tersebut,sehingga si orang tua angkat merasa sayang dan kasihan kepadanya.Dan 'pesona' itulah yang membuatnya bisa hidup hingga dewasa.Itulah salah satu nikmat dasar yang Allah berikan kepada seorang bayi.


Setiap kita lahir dan hidup melalui proses menjadi bayi terlebih dahulu,maka masing-masing kita sesungguhnya memiliki 'pesona turunan' (bukan dosa turunan) yang diberikan Allah swt kepada kita,yang karenanya orang tua kita (entah orang tua kandung atau orang tua angkat) mau mengasuh dan membesarkan kita hingga kita bisa tumbuh menjadi seperti sekarang ini.Karena itu,sejak lahir (bahkan sebelum kita lahir pun),kita tidak bisa lepas dari nikmat yang Allah swt berikan."Wallhu a'lam bish-shawwab".


Disalin dari: Majalah Hidayah,edisi Juni 2004

0 komentar:

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Posting Komentar

 

Page Rank

Namablogkamu is proudly powered by Blogger.com | Template by o-om.com